Dr. Wahdi dianugerahi KOGI Awards 2025 atas inovasinya melalui program Jama Pai, atau Jaringan Masyarakat Peduli Anak dan Ibu. Penghargaan ini diberikan dalam kategori inovasi karena keberhasilan program tersebut meningkatkan kualitas layanan maternal di berbagai fasilitas kesehatan.
Dr. Wahdi, yang merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), mengembangkan Jama Pai sebagai bentuk pendekatan kolaboratif dalam menekan angka kematian ibu. Salah satu unsur utama dari program ini adalah penerapan sistem deteksi dini berbasis skor, yang dikenal sebagai Maternal Early Warning Score (MEWS) modifikasi Wahdi. Sistem ini terbukti efektif dalam mengidentifikasi risiko kegawatan pada kehamilan secara lebih dini dan akurat.
Penerapan MEWS modifikasi Wahdi telah diimplementasikan secara luas di Provinsi Lampung, terutama di wilayah Kota Metro, tempat Dr. Wahdi pernah menjabat sebagai Wali Kota.
Baca Juga : IKA Unissula Jajaki Kerjasama Internasional di Bangkok, Dorong Pengobatan Kanker Tanpa Operasi
Melalui inovasi tersebut, peningkatan kualitas deteksi kegawatan kehamilan secara signifikan dapat dicapai, termasuk dalam proses rujukan yang lebih cepat serta kesiapsiagaan petugas medis dalam menangani kasus-kasus komplikasi pada ibu hamil.
Tidak hanya berdampak di tingkat lokal, keberhasilan program ini juga menarik perhatian skala nasional sebagai model intervensi yang berbasis komunitas dan data medis.
Dalam forum ilmiah KOGI XIX, Dr. Wahdi tampil sebagai salah satu pembicara utama. Ia memaparkan pengalaman lapangan dari penerapan Jama Pai serta menyampaikan data pendukung mengenai efektivitas modifikasi MEWS dalam menekan morbiditas dan mortalitas maternal.
Baca Juga : RSI Sultan Agung dan Predigti Berkolaborasi Kembangkan Platform E-Learning untuk Tenaga KesehatanKata Kunci : Dr. Wahdi, yang merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), mengembangkan Jama Pai sebagai bentuk pendekatan kolaboratif dalam menekan angka kematian ibu



